Setahun yang lalu, ketika teman-teman Kompasianer di undang ke istana, saya berharap menjadi bab dari salah satu penulis alias Kompasianer yang di undang kala itu. Namun alasannya ialah jarak yang tidak mengecewakan jauh dan sedang masa-masa kritis mengejar gelar Sarjana di bidang Teknik, khususnya Arsitektur, harapan itu untuk sementara saya simpan dalam-dalam.
Pucuk di cinta, ulam pun tiba. Kemarin siang, mimpi itu bangun lagi di program #TemuBlogger bareng Kominfo, MUI Sulawesi Selatan, Diknas Kominfo statistik dan persandian Pemprov Sulawesi Selatan, serta tak ketinggalan juga beberapa dari Staff TIM Komunikasi Kepresidenan.
Di kesempatan yang langka tersebut, saya sempat berbincang-bincang dengan Mbak Lasmi yang merupakan salah satu staff TIM Komunikasi Kepresidenan yang hadir. Acara itu sendiri bertajuk #Pancasila, dimana dikemas dalam bentuk diskusi yang menarik dan di padu dengan lomba menarik pula. Flash Blogging, begitulah mereka menyebutnya. Yah, mungkin alasannya ialah yang di undang ialah bloger kali yah.
Dari perbincangan tersebut, Mbak Lasmi menanyakan banyak hal. Mulai dari berapa banyak komunitas menulis di Makassar, berapa jumlah anggotanya, dari jumlah anggota tersebut berapa yang yang aktif. Apa saja kegiatannya di luar menulis dan masih banyak lagi.
Sebagai penulis/blogger pemula, saya juga memperkenalkan diri sebagai seorang Kompasianer. Saat Mbak Lasmi tahu saya seorang kompasianer, pertanyaan pun eksklusif merujuk pada kegiatan tahun lalu. Kurang lebih menyerupai ini : "Mas bab dari salah satu Kompasianer yang hadir di istana tahun kemudian ya?
Saya pun menjawab, pengen sih hadir. Tapi alasannya ialah satu dan lain hal, balasannya nggak jadi. Setelah itu pertanyaan kedua pun menghampiri, "Terus kegiatan Kompasiana Makassar apa saja?"
Karena dua bulan belakangan ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Kompak Tawwa (Komunitasnya Kompasianer Makassar), saya menjawab salah satu diantaranya mengenalkan dunia literasi dan memperlihatkan training menulis pada anak SMA. Yah, daripada mereka produktifnya lebih banyak di hal-hal yang kurang bermanfaat, mending melaksanakan hal yang positif menyerupai menulis. Apalagi Sekolah Menengan Atas lebih eksis di media sosial.
Tak disangka, Mbak Lasmi mengapresiasi hal tersebut dan perlu dilanjutkan. Menurutnya hal itu manis untuk dikembangkan. Saatnya generadi muda melaksanakan banyak hal positif, termasuk dalam bermedia sosial.
Handoko Darta, Staf TIM Komunikasi Kepresidenan (dok. Adi) |
Oh iya, sedikit citra mengenai kegiatan yang saya maksud.
Kegiatan temu blogger itu sendiri mengangkat tema yang sangat menarik untuk dibicarakan. Sebuah tema yang tidak jauh dari acara keseharian kita sebagai pecandu teknologi, khususnya di ranah media sosial. Seperti yang kita semua ketahui, hadirnya teknologi menciptakan segala berubah drastis, kadang berjalan di luar nalar bahkan imbas yang ditimbulkan tak jarang di luar prediksi.
Namun dibalik semua itu ada banyak manfaatkan yang kita dapatkan. Misalnya sanggup mendadak tenar, hal-hal yang di anggap sepele sanggup menjadi viral, sampai ada pula yang memang sengaja dibentuk menjadi viral. Sayangnya untuk yang satu ini kadang melampaui batas kewajaran, yang tak lain berujung pada sesuatu yang negatif.
Nah, melihat hal ini sudah mulai meresahkan bahkan sudah melenceng jauh dari etika kita sebagai orang timur. Yang mana berpegang teguh pada norma-norma budaya yang kental, maka pemerintah dalam hal ini beberapa instansi yang saya sebutkan di atas, mengambil inisiatif untuk meredam kebiasaan negatif tersebut. Di sisi lain ada harapan besar untuk membumikan kembali ideologi bangsa kita, yaitu PANCASILA.
Untuk itulah, tema yang di angkat tidak jauh-jauh dari Pancasila dan acara bermedia sosial yang sudah menjadi bab dari kehidupan. Tema yang saya maksud tak lain ialah : "Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Bermedia Sosial”.
So... Bagaimana berdasarkan teman-teman. Siap mendukung langkah pemerintah dalam tersebut. Dukungan, saran dan kritik sangat dibutuhkan loh oleh pemerintah. Pintu diskusi terbuka lebar, terlebih lagi TIM Komunikasi Kepresidenan sangat mengharapkan hal itu. Dan sedikit bocoran, tahun 2017 ini pemerintah akan fokus pada pemerataan di luar Jawa demi terwujudnya keinginan "Indonesia Sentris".
Cita-cita tersebut merupakan salah satu impian Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo. Karena baginya , Indonesia itu milik semua rakyat yang terdiri dari banyak suku, agama, bahasa, sampai bermacam-macam agama. Baginya, Indonesia bukan milik golongan tertentu, tapi milik semua.
Terakhir, ada sebuah quote yang menarik dari salah satu pemateri yang merupakan Kepala Pusat Pengkajian Pancasila UGM, DR. Heri Santoso. Quotenya kurang lebih menyerupai ini :
“Jangan mau di kotak-kotakkan, di provokasi (dalam konteks negatif), di memecah-belah alasannya ialah domba saja tidak mau di adu”
Saya Indonesia, Saya Mencintai Pancasila. Bagaimana dengan anda?
BTN Antara Makassar, 17 Juni 2017
0 komentar
Posting Komentar